Jodoh dan kematian

Jodoh adalah topik yang paling sering kita dengar. Disegala tempat, jodoh selalu menjadi bahan perbincangan yang tak pernah terlewatkan. Dan seringkali kita mendengar orang-orang bertanya kapan ia akan bertemu dengan jodohnya, kapan jodohnya akan datang. Dan mereka yang hingga kini belum dipertemukan dengan jodohnya, lantas berlomba-lomba untuk memperbaiki dirinya, katanya agar pantas untuk mendampingi jodohnya kelak. 

Kita memang tak pernah tau siapa yang akan menjadi jodoh kita, adakah orang yang belum kita kenal selama ini, atau justru orang yang selama ini selalu ada di sekeliling kita. Kita pun tak pernah tau kapan dan dimana kita akan bertemu dengan jodoh kita. Karena jodoh itu adalah misteri. 

Tapi sadarkah kita, bahwa kematian jauh lebih pasti.

Sadarkah kita, bahwa kematian selalu membuntuti kita setiap hari. Lantas mengapa yang kita pikirkan hanya jodoh, jodoh, dan jodoh saja? Kita berusaha untuk memantaskan diri kita jika kelak jodoh kita datang, tapi bagaimana dengan kematian? Sudahkah kita memantaskan diri kita jika kelak kematian datang menjemput kita? 

Tak ada salahnya memang memantaskan diri kita untuk jodoh kita kelak, tapi jangan pula lupa untuk memantasakan diri kita jika kelak kematian datang menjemput. Sudah cukupkah amal kita untuk diakhirat kelak? Sudah baikkah akhlak kita? Yakinkah surga yang akan kita dapat nantinya? Karena kita tidak pernah tahu, siapa yang lebih dulu datang untuk menjemput kita, jodoh kah, atau justru kematian yang lebih dulu datang.

Perihal jodoh dan kematian. Keduanya adalah hal yang tak pernah bisa kita terka. Maka teruslah memperbaiki diri kita, agar kelak pantas untuk mendampingi jodoh kita, dan juga pantas untuk mendapat surgaNya jika kematian datang menjemput.