Kau kirim lagi sebuah tanda
Meleleh lalu menggaris bawahi puisiku
Serupa tanda tangan yang disetujui alir darahmu
Kau kirim lagi sebuah aroma
Aroma keringat lelah dari kekalahan
Meruapkan cerita senja yang kita racuni adu argumen
Kau kirim lagi sebuah cahaya
Santun menyelinap dari jendela mimpi yang selalu kubuka
mengubah cacat purnama yang dilukai gerhana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar