Jumat, 11 Desember 2015

Yakin

Apakah kamu pernah berlari hingga nafasmu sesak? Merindukanmu jauh lebih menyesakkan dari itu.

Aku tau kamu amat berusaha, beberapa kali matamu berusaha menatapku, tapi jantungmu masih sering mendenyutkan namanya.

Mungkin bukan padaku letak takdirmu.

Mungkin bukan aku wujud dari bahagiamu.

Sekarang…..anggap aja semua yg kulakukan nanti hanya ingin berbuat baik tanpa mengaharapkan imbalan hatimu.

Aku telah yakin pintu hatimu tak akan terbuka, karna bukan aku yg memegang kuncinya.
 Jangankan untuk membukanya, untuk mengetuknya pun masih sangat jauh dari kata mungkin.

Kini aku yakin untuk melangkah mundur….

Bukan menyerah, tapi sadar diri aja.

Bukan!!! Bukan mundur dari kehidupanmu.

Aku akan tetap disini, tapi hanya berwujud raga tanpa hasrat.

Aku tetap disini mengirim emoticon senyum dan tertawa, untuk penyemangat harimu walau emoticon itu berlawanan dengan keadaanku sebenarnya.

Aku tetap disini berjuang membahagiakan orang tuaku juga berjuang melupakanmu.

Semua hasratku tentangmu aku akhiri setelah tulisan ini.

Dipunggunggku sudah berdiri dinding tegar untuk mencegahku menoleh kebelakang.

Maka kamu tak perlu memaksakan diri lagi pada lelaki ini.

Karena aku cukup kuat untuk nanti meminta lelaki yang berhasil membawa kunci hatimu sambil berkata,


“tolong jaga bahagiaku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar