Saat pertama kali kami (Balafans) memiliki niat untuk menjemput beliau ke Bandar Lampung sekitar setahun lalu, kami sudah bulatkan tekad untuk bisa membawanya ketengah-tengah kami, Balafans. karena satu hal yang kami inginkan, membahagiakan beliau disaat tua, memperlihatkan beliau bahwa Lampung itu ada untuk beliau, Lampung sangat menyayangi beliau dan banyak orang-orang disini yang sangat mencintai beliau.
Niat untuk mengunjungi beliau pun tidak tersampaikan begitu saja, banyak hal disini yang membuat kami tidak sempat pergi ke Malang untuk mengunjunginya, dan akhirnya kami hanya bisa mengirimkan Syal Balafans kepadanya. hubungan lewat telepon pun masih sering kita lakukan, namun sayang, musibah menimpanya sehingga kami kehilangan komunikasi dengannya, tapi kami tidak hilang begitu saja, twitter dan email membantu kami untuk menjalin lagi komunikasi itu.
dia sempat bilang "kalau saya liat kendaraan berPlat BE disini, saya merasa dia adalah saudara", "meskipun saya jauh di malang, tapi lampung selalu dihati saya". itu lah kecintaan Opa Paul Cumming terhadap lampung. bahkan beliau pernah memberi nama angsa peliharaannya dengan nama Sikop, yang artinya Cantik. meskipun banyak hal yang tidak mengenakan yang dia alami disini, hingga trauma yang dia derita. dia tetap mencintai Lampung setulus hatinya. setulus cinta kami kepadanya.
dan mimpi untuk membawanya kembali ketengah-tengah kami terwujud, jauh sebelum berita dari teman-teman Detik.com mengupas kisah tentangnya. dia mengatakan Ingin menonton Liverpool di Jakarta, dan mampir sebentar ke Lampung untuk bernostalgia. namun jika ada biaya.
dari situlah kami, berencana kembali menjemput beliau untuk datang ke Malang menjemput beliau untuk dibawa ke Lampung, dan dari Lampung akan bersama-sama menonton Liverpool di GBK bersama Balafans. namun lagi-lagi sayang, rencana itu kandas lagi karena sesuatu hal.
hingga pada 14 Juni 2013 media sebesar Detik.com memberitakan tentang kisah pilu beliau, sehingga kami tertusuk dan sangat merasa berdosa jika kami tidak bisa membahagiakannya. dan ketika kami menghubungi beliau, dia bekata bahwa detik.com akan membawa beliau ke GBK untuk menonton Liverpool secara langsung. kami sungguh bahagia ketika mendengar berita tersebut. dan akhirnya Bang Ahmad Dany, mengirimkan pesan ke Mba Nana, bahwa bagaimanapun caranya kita harus jemput Opa Paul Cumming di Jakarta dan membawanya kembali ke Lampung.
di grup Balafans pun Bang Dany, Mba Nana, Bang Ndit, Bang Randy, tak henti-hentinya membuat gerakan untuk menggalang massa dan bantuan untuk bisa mendatangkan beliau. namun sayang, respon yang kami dapat tidak semeriah respon pemberitaan gosip percintaan di Balafans. dan akhirnya sang Ketua Bang Dolof pun ikut menyumbangkan suaranya untuk dapat menggalang massa dan dana.
ada pro dan kontra membawa beliau kesini. tapi kami bersikeras membawanya kemari karena beliau mengatakan "saya divonis mengidap penyakit kanker kulit di 3 bagian kulit saya dan harus dioperasi, tapi saya tidak mau dioperasi sebelum saya melihat liverpool di GBK dan mengunjungi Lampung". dengan amat sangat semangat kami mencoba berdiskusi untuk dapat membawa beliau ke Lampung.
dan pada suatu malam, bang Ahmad Dany mengirimkan BBM ke Mba Nana. "bagaimanapun kita harus bisa berangkat, kalo memang ga ada yang bisa berangkat saya akan berangkat sendirian ke senayan" dan Mba Nana balas, "Aku (Mba Nana) Ikut". dari situ lah kita mulai gerakan bawah tanah. Bang Dany, Mba Nana, mas Ndit, Bang Randy, memulai diskusi melalui multiple chat. dan kami siap mengeluarkan dana bantingan untuk bisa berangkat.
dan akhirnya teman-teman balafans memberikan bantuan kepada kami, meskipun tidak seberapa, tapi sangat cukup membantu. dan bantuan pinjaman mobil serta sopir yang sangat kami hargai dan terima. berangkatlah kami para penjemput Opa Paul ke Jakarta. menggunakan dua mobil dengan 8 orang yang pergi, Mba Nana, Bang Dany, Bang Randy, Mas Ndit, Bang Dolof, Bang Rahman, Bang Bagong dan Indra (supir yang diberi Pak Heri yang meminjamkan mobil)
sampai di Jakarta, kami bertemu dengan beliau, di sebuah kamar hotel mewah di bilangan Kuningan jakarta yang difasilitasi oleh detik.com, kami melepas rindu, rindu yang selama ini terbendung. bahagia, haru, hingga mata berkaca-kaca dapat bertemu beliau. bisa dibayangkan kebahagiaan itu.
dan keharuan itu pun berubah menjadi tawa bahagia. bercengkrama santai hingga pada pukul 12, kita bertolak ke Bandar Lampung. Macet dan Hujan pun tidak menjadi masalah, karena kami sudah bahagia bisa membawanya pulang.
Balafans dan Opa Paul di Hotel Aston Kuningan suites |
sampai di Kapal, tak hanya satu dua orang, tapi banyak yang mengenalinya. meminta poto bersama, dan mengobrol, dia layani dengan ramah dan senyum khasnya. giginya yang ompong terlihat sesekali ketika dia tersenyum. sangat tampan meskipun umurnya sudah melewati setengah abad.
sampai diLampung, kita disambut oleh para Balafans yang sudah menanti, dengan drum, spanduk, chant selamat datang, yang membuat rasa haru itu datang lagi. tangis pun tak bisa kuhindari. menangis karena bahagia opa telah ada ditengah-tengah kami. karena hari sudah malam, dan rasa capek sudah pasti hadir, kita bawa dia ketempat istirahat, di kawasan Batu Putu.
esok paginya Opa dijemput untuk dibawa ke mess Lampung FC, disana dia bertemu dengan Om Ujang Nasir, Pelatih Lampung FC saat ini dan om Aidi Sofyan dan lainnya. setelah mengobrol dan berbincang Opa kami antar ke Balai Keratun, karena mendapat undangan dari Bapak Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP. dan tanpa disangka, sang Gubernur dan Pak Sekda memberikan bantuaan materiil untuk pengobatan kankernya. sungguh luar biasa, Pak Gubernur juga berharap Opa bisa tinggal kembali di Lampung.
setelah bertemu dengan pak Gubernur, Opa dipertemukan dengan sahabat lamanya, yang juga sangat menyayanginya, yaitu pak Abdurahman Sarbini a.k.a Pak Mance, disana beliau berbincang mengulas masa lalu kejayaan PSBL era Opa melatih. bahkan Pak Mance pun berencana mengajak opa ke singapore. sungguh sangat jelas kebahagiaan opa bisa ada ditengah-tengah kami dan bisa kembali kesini.
setelah itu, pada sore hari opa diundang untuk mengisi acara di stasiun TV lokal. dan respon pun sangat banyak. rasanya tak cukup durasi satu jam untuk acara tersebut. setelah acara tersebut kami menuju stadion pahoman. stadion dimana beliau melatih PSBL dulu. dan lagi, kami melihat mata bahagia, senyum bahagia diwajahnya.
esok harinya, kami mengantar beliau ke kawasan pantai Ringgung, tempat dimana beliau tinggal dahulu. disana kami bertemu dengan teman-teman lamanya, tetangganya, bahkan ada anak angkat beliau dahulu. bahagia dan haru pun jadi satu. beliau sedih karena melihat rumahnya sudah rata dengan tanah, rumput jepang yang dia tanam tidak sebanyak dahulu, bahkan warungnya pun sudah tidak ada ditempatnya lagi. hanya pondasi pantai yang dulu dia buat masih kokoh berdiri. tak lama bercengkrama dengan beberapa orang disana, kami kembali membawanya menuju Bandar lampung. kami membawanya ke Rumah Makan Khuai Lok, dimana dia dahulu sering makan disana. kami ingin membuat nostalgia yang sangat indah untuk beliau. sore hari kami melihat Lampung FC berlatih, setelahnya bersama-sama Balafans untuk berbuka bersama di stadion. indahnya kebersamaan itu.
Opa Paul Cumming mengunjungi Ringgung |
dan hari terakhir opa di Lampung, opa diajak bertemu dengan Bapak Mega Putra, temannya dulu. pak Mega pun menginginkan Opa kembali tinggal dilampung, bahkan beliau bilang dapat memfasilitasi Opa tinggal di Lampung jika beliau mau tinggal di Lampung lagi. dan malamnya kita berkumpul untuk melepas kepulangan opa. tampak haru, sedih, ada diraut wajah kami, juga beliau. dengan diantar Aldo dan Jaul anggota balafans, beliau berangkat ke jakarta dengan menaiki bus damri royal class dan esok hari akan ada wawancara dari galeri sepak bola indonesia. dan malamnya menggunakan kereta menuju malang.
Mba Nana dan Opa sebelum pulang ke Malang |
tampak kebahagiaan beliau ketika berada di Lampung, dan kami sangat berharap beliau dapat kembali tinggal disini ditengah-tengah kami. doakan beliau sembuh dari penyakitnya, mendapatkan umur panjang, agar suatu saat nanti kita bisa kembali melihat senyuman diwajahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar