Guru adalah Pahlawan Tanpa tanda Jasa, maka masyarakat kita,
sangat membutuhkan para guru-guru yang mampu mengangkat citra dan marwah
pendidikan kita yang terkesan sudah carum marut, dan seperti benang kusut.
Sehingga bagaimana harus dimulai, kapan dan siapa yang memulainya, dan dari
mana harus dimulai.
Kalaulah kita masing-masing menyadari, dan kalaulah kita masih memiliki rasa keperdulian, dan kalaulah kita mau berbagi rasa, dan kalaulah mau kita berteposeliro, maka pendidikan kita seperti disebutkan di atas, akan dapat dianulir. Oleh sebab itu semua kita memiliki satu persepsi, satu langkah dan satu tujuan bagaimana kita berusaha mengangkat "batang terendam" tersebut, menjadi pendidikan bermutu, dan tentunya diharapkan mampu untuk mengangkat peringkat dan citra pendidikan termasuk terendah di Asia.
Satu hal yang akan menjadi titik perhatian kita adalah "bagaimana merancang guru masa depan".
Guru masa depan adalah guru yang memiliki kemampuan, dan
ketrampilan bagaimana dapat menciptakan hasil pembelajaran secara optimal,
selanjutnya memiliki kepekaan di dalam membaca tanda-tanda zaman, serta
memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju, tidak pernah merasa puas
dengan ilmu yang ada padanya.
Bagaimana sebenarnya Guru seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah:
Bagaimana sebenarnya Guru seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah:
1.
Planner, artinya guru memiliki
program kerja pribadi yang jelas, program kerja tersebut tidak hanya berupa
program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran seperti
Program Semester, Satuan Pelajaran, LKS, dan sebagainya. Akan tetapi guru harus
merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal,
dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang dilakukan, dan sudah terprogram
secara baik
2.
Inovator, artinya memiliki kemauan
untuk melakukan pembaharuan dan pembaharuan dimaksud berkenaan dengan pola
pembelajaran, termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, system
dan alat evaluasi, serta nurturant effect lainnya. Secara individu maupun
bersama-sama mampu untuk merubah pola lama, yang selama ini tidak memberikan
hasil maksimal, dengan merubah kepada pola baru pembelajaran, maka akan
berdampak kepada hasil yang lebih maksimal
3.
Motivator, artinya guru mampu
memiliki motivasi untuk terus belajar dan belajar, dan tentunya juga akan
memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar dan terus belajar
sebagaimana dicontohkan oleh gurunya
4.
Capable personal, maksudnya guru
diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang
lebih mantap dan memadai sehinga mampu mengola proses pembelajaran secara
efektif
5.
Developer, artinya guru mau untuk
terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan dan
keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua orang. Guru haus akan menimba
ketrampilan, dan bersikap peka terhadap perkembangan IPTEKS, misalnya mampu dan
terampil mendayagunakan computer, internet, dan berbagai model pembelajaran
multi media.
Jadi,
Guru adalah guru bertindak sebagai
fasilitator; pelindung; pembimbing dan punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab,
kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi yang diinginkan sekolah);
termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk mengalami perubahan
belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus menjadikan
kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar;
menguasai materi, kelas, dan teknologi; punya sikap berciri khas "The
Habits for Highly Effective People" dan "Quantum Teaching" serta
pendekatan humanis terhadap siswa; Guru menguasai komputer, bahasa, dan
psikologi mengajar untuk diterapkan di kelas secara proporsional. Diberlakukan
skema rewards dan penegakan disiplin yang humanis terhadap guru dan karyawan.
Guru juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta mampu mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu guru juga dapat menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung jawab, memiliki etika moral, dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan memupuk kemampuan otodidak anak didik, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap siswa agar mereka bangga akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain baik pendapat maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk agar tidak terlalu overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan cara mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan ke dewasaan sosial siswa ber imbang.
Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan dasar pembelajaran, kualifikasi keilmuannya juga optimal, performance di dalam kelas maupun luar kelas tidak diragukan. Tentunya sebagai f bangga dengan profesinya, dan akan tetap setia menjunjung tinggi kode etik profesinya.
Oleh sebab itu, untuk menjadi guru diperlukan kualifikasi khusus, dan barangkali tidak akan terlepas dari relung hati dan sanubarinya, bahwa mereka memilih profesi guru sebagai pilihan utama dan pertama. Weternik memberikan dengan istilah rouping atau "pangilan hati nurani" Rouping inilah yang merupakan dasar bagi seseorang guru untuk menyebutkan dirinya sebagai "GURU".
Guru juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta mampu mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu guru juga dapat menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung jawab, memiliki etika moral, dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan memupuk kemampuan otodidak anak didik, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap siswa agar mereka bangga akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain baik pendapat maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk agar tidak terlalu overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan cara mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan ke dewasaan sosial siswa ber imbang.
Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan dasar pembelajaran, kualifikasi keilmuannya juga optimal, performance di dalam kelas maupun luar kelas tidak diragukan. Tentunya sebagai f bangga dengan profesinya, dan akan tetap setia menjunjung tinggi kode etik profesinya.
Oleh sebab itu, untuk menjadi guru diperlukan kualifikasi khusus, dan barangkali tidak akan terlepas dari relung hati dan sanubarinya, bahwa mereka memilih profesi guru sebagai pilihan utama dan pertama. Weternik memberikan dengan istilah rouping atau "pangilan hati nurani" Rouping inilah yang merupakan dasar bagi seseorang guru untuk menyebutkan dirinya sebagai "GURU".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar