Jumat, 02 Oktober 2020

Sederhana

 Simple can be harder than complex. You have to work hard to get your thinking clean to make it simple” (Steve Jobs)

-

Mewah itu memesona, tapi terlihat sederhana juga punya pesonanya tersendiri.

Terlebih, ketika kesederhanaan dipilih sebagai prinsip secara sadar untuk menjalani hidup dan lebih dekat dengan pemaknaannya. Biar begitu, bersikap sederhana enggak se-sederhana itu.

Apalagi ketika seseorang memilih jadi sederhana - bukan terpaksa sederhana.

Sebabnya, kita harus bergulat lebih sengit dengan nafsu di dalam diri. Alih-alih menyuapi kehendaknya terus, kita cermat menentukan mana hal yang esensial mana yang impulsif.

Mungkin tantangan itu jadi alasan kuat di balik ketakjuban kita pada manusia-manusia yang bermakna dengan kesederhanaannya. Daya tarik mereka, gak lekang oleh waktu. Hadir kecermatan & keteguhan lewat sikap mereka.

Lalu dengan cara apa kita bisa belajar bersikap bijak lewat kesederhanaan?

Pertama - Sederhanakan Pola Pikir

Kalau bisa berpikir dengan lebih simpel namun tujuan tetap tercapai, kenapa harus menyulitkan & merumitkan diri? Awali pikiran dari hal yang sederhana, kawal cara kita berpikir sampai akhir.

Kadang kita terjebak dalam pola pikir sendiri dengan anggapan, lebih rumit itu lebih keren. Padahal?

Kedua - Sederhanakan Perilaku

Kita bisa bersikap sederhana dengan memahami batas kewajaran atas suatu tindakan di sekitar. Untuk itu, penting bagi kita untuk latihan bersikap peka terhadap situasi dengan tetap berprinsip.

Tanya ke diri sendiri. Pantas enggak gue bersikap begini? Sesuai aturan enggak ya? Cukup atau berlebihan ya?

Ketiga - Sederhanakan Kesan

Kadang, nampak rumit di mata orang lain itu keren. Tapi, kita sadar kalau sesuatu jadi lebih keren ketika apa yang rumit bisa terlihat lebih sederhana dengan penyesuaian lewat sikap & perbuatan.

Makin kita terkesan rumit, makin lebar jarak yang bisa tercipta dengan sesama. Seberapa rumitkah kita?

-

Dari mereka yang bersikap sederhana, kita memetik hikmah untuk diterapkan.

Bahwa perkara yang betulan esensial dalam hidup, jumlahnya enggak banyak. Kita yang seringkali menyulitkan diri dengan merasa kurang dan terus menambah-nambahi.

-

“With wisdom comes the desire for simplicity” (Brendon Burchard)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar