Jumat, 29 Mei 2020

Kamu Pantas Bahagia

Saya tau sudah seberapa lelah kakimu itu berlari. Meninggalkan hal-hal yang selalu aja meremas jiwa sedikit demi sedikit lantas menjadikanmu seseorang yang mulai gila.

Kamu merasa kehilangan sandaranmu, kehilangan peganganmu. Dirinya adalah hal yang teramat kamu cintai hingga ketika ia menghilang, rasanya seperti tercabut hingga ke akar, meninggalkan jejak berlubang, lebar, jeru, dan gelap. Kamu terlalu sibuk mencintainya tanpa pernah mencintai diri sendiri. 


Tidak, sandaranmu akan selalu ada, peganganmu juga. Bukan pada dirinya, tapi pada dirimu sendiri.  Jangan lupakan betapa kuat kakimu menopang tubuh lunglaimu selama ini.

Memangnya kenapa jika ditinggalkan? Bukan berarti kamu adalah salah satu sampah baru dalam kehidupannya, tidak seharusnya kamu terpuruk sedemikian rupa, merasa gagal menjadi sesuatu yang berharga untuknya. 

Kamu itu berharga hey. Jauh lebih berharga dari apa yang ada di benaknya.
Ditinggalkan berarti kamu punya ribuan kesempatan memperbaiki hal-hal yang rusak, menjadikannya sebuah tamparan telak suatu hari baginya yang meninggalkanmu begitu aja. Bukannya berdiam diri memikirkan seakan dunia hancur tak tersisa.

Kamu tidak lelah? Saya tauu kamu lelah. Makanya kamu hanya butuh untuk berhenti.
Kasihan duniamu yang terbengkalai karena terus tergantikan dengan jutaan angan-angan masalalu kamu. Kasihan tubuh dan jiwamu yang tergerus sakit hati hingga berlubang di mana-mana. Kasihan mimpi-mimpimu yang ikut tenggelam dalam susah hati yang terus saja menggelayuti deru nafasmu. 

Kamu itu pantas mencicipi bahagia, bukan melulu memaksa diri berkecimpung pada kesuraman seperti ini. Kamu itu pantas mengecap tawa tiap kali bersuara, bukan terus saja menyuarakan isak tangis.
Kamu itu pantas hidup dengan cara yang paling sempurna yang bisa kamu rajut. Menghilangnya dia bukan berarti semestamu luluh lantak.

Saya tau kamu anggap ia sebagai separuh duniamu, separuh nafasmu, separuh jiwamu dan separuh-separuhmu yang lainnya. Kamu ditinggalkan, maka yang menghilang hanya separuhmu. Separuhmu yg lain masih tersisa. Masih bisa kamu rawat dengan penuh cinta, membuatnya penuh seperti sebelumnya. Tanpa cacat. 

Kamu itu pantas bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar